;
Google
;

Jumat, 15 Mei 2009

REFLEKSI OF MATH

Belajar matematika sebenarnya bukan belajar cara menghafal serangkaian rumus yang nantinya kira - kira dapat dipakai untuk membantu menyelesaikan suatu permasalahan yang diekspresikan dalam bentuk soal.
Belajar matematika juga bukan belajar menghafal angka - angka yang dapat mempercepat perhitungan kita dalam rangka "menyelesaikan" soal - soal yang diberikan oleh guru/dosen. Kalo tujuan belajar matematika karena adanya keinginan untuk dapat menghitung dengan cepat maka saya lebih menyarankan anda menyiapkan uang Rp10.000,00 kemudian pergilah ke toko yang menjual peralatan ataub kelengkapan sekolah dan belilah kalkulator yang besar ya lalu memulailah untuk berhitung dengan cepat.
Sebenarnya belajar matematika lebih dekat atau mirip saat kita belajar seni rupa yaitu saat kita diminta untuk menggambar sehelai daun dari bunga sepatu. Pertama - tama yang akan kita lakukan adalah mecari pohon bunga sepatu kemudian mengamati karakteristik dari daun tersebut. Mungkin yang dapat kita amati adalah
1. Bentuk daunnya.
2. Bentuk tulang adaunnya.
3. Warna daunnya.
4. Bentuk tangkai daunnya.
Setelah karakteristik daun bunga sepatu tellah diamati, maka kita mulai dapat menggambar daun bunga sepatu dengan bentuk yang paling tidak menyerupai bentuk daun aslinya, meslipun tanpa harus melihat atau memmegang kembali daun tersebut.
Sebenarnya hal yang telah saya ungkapkan di atas adalah inti dari belajar matematika. Kunci kesuksesan kita dalam belajar matematika bukan didasarkan dari banyaknya perbendaharaan rumus yang dapat dihafalkan dan juga bukan didasarkan dari banyaknya perbendaharaan tentang angka yang merupakan hasil operasi hitung (perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan) saja. Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar matematika menurut saya lebih didasarkan pada kemampuan untuk mengidentifikasikan sebuah persoalan yang dimunculkan dan keberanian kita untuk memberikan nama - nama suatu cara dengan istilah yang sangat familiar di telinga kita masing - masing, misalnya :
1. Rumus ABC diganti dengan nama rumus Kecap.
2. Cara substitusi dan Eliminasi diganti dengan nama Mbak Susi dan Mbak Eli.
3. dan masih banyak lagi istilah yang dapat diganti dengan maksud memudahkan dalam hal mengingatnya kembali.
Percaya atau tidak istilah - istilah ilmiah dalam beberapa mata pelajaran justru dapat membuat kita sedikit "ilvil" pada pelajaran tersebutapalagi guru/dosennya menyajikannya kurang komunikatif dalam menyajikan materi.
Seperti halnya menggambar daun bunga sepatu yang bentuk dasarnya dari dulu hingga sekarang tidak menalami perkembangan yang signifikan. Begitu jujnga dengan ilmu matematika yang juga mengalami perkembangan tetapi bentuk dasarnya tidak mengalami perubahan yang signifikan, misaalnya 1 + 1 = 2 (ini yang dimaksud dengan bentuk dasar).
Saat kita telah mengalami bentuk dasar yang dimaksud dan dapat mengaplikasikannya maka dengan sendirinya seorang tersebut dapat disebut "lulus" belajar art of math. Hal tersebut dapat tercermin saat sang pengajar secara meminta atau mendadak maka orang tersebut dapat menyelesaikan soal yang dimaksud dengan menggunakan metodenya sendiri. Dengan kata lain dia dapat menyelesaikan dengan seni penyelesaian "versi" sendiri yang tidak merubah bentuk dasar yang pernah dipelajari sebelumnya.

Semoga tulisan ini dapat membantu anda dalam mensikapi dan menyelesaikan soal matematika.
LEARNING TO SEE
LEARNING TO DO
LEARNING TO LIVE TOGETHER.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

;