;
Google
;

Rabu, 06 April 2011

PEMBIASAAN OTAK KIRI DAN OTAK KANAN

Terkadang siswa bertanya gimana sih belajar matematika yang kaya akan rumus - rumus, belum lagi rumus praktis. Rumus praktis apaan tuh????? Orang saya aja mikir rumus yang enggak praktis aja udah bingung apa lagi yang praktis, bisa botak kepala saya.
Itu pertanyaan sederhana yang sering saya dengar dan saya harus jawab.
Sebenarnya belajar matematika bukan kita harus "diwajibkan" hafal sekian banyak rumus sampai sekecil - kecilnya.
Sebagai seorang guru yang mengampu pelajar matematika, saya menasehatkan bahwa belajar matematika sebenarnya belajar bagaimana kita mengaplikasikan secara logis apa yang pernah kita pelajari sebagai pengalaman belajar pada hari - hari lalu atau pada jenjang pendidikan sebelumnya.
Maksudnya bagaimana??????
Cobalah selesaikan sebuah permasalahan atau soal matematika dari apa yang pernah siswa dapatkan, tapi caranya akan berbeda dengan cara guru saya, pak!!! Enggak masalah bukankah banyak sekali metode penyelesaian yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal, misalnya cara menentukan garis tinggi pada segitiga : siswa dapat menggunakan kesamaan luas segitiga dan dapat juga digunakan cara kesebangunan dalam segitiga. Itu hanyalah sebuah metode penyelesaian saja dan yang penting sebenarnya bagaimana pernyelesaian tersebut dapat dijelaskan secara logis yang artinya logika berpikir siswa akan semakin berkembang dengan banyaknya metode penyelesaian yang siswa temukan sendiri.
Dan ingat kunci belajar maatematika sebanarnya ada 3 macam
1. Titi artinya dalam menyelesaikan segala bentuk permasalahan haruslah teliti dalam artian siswa harus memperhatikan sisi alur berpikir yang logis dari setiap langkah.
2. Titen artinya siswa haruslah bisa menandai jika keluar soal seperti A maka penyelesaiannya A' dan jika keluar soal B maka penyelesaiannya B' dan seterusnya. Karena soal - soal dalam matematika secara umum itu memiliki kemiripan bentuk soal hanya masalah angka yang selalu berubah ubah.
3. Telaten artinya siswa harus sesering mungkin melakukan latihan penyelesaian soal
Terakhir penulis menyampaikan. SELAMAT MENCOBA

Rabu, 16 Desember 2009

Perlukah UN dilaksanakan?

Kadang pertanyaan itu selalu ditanyakan pada saya baik itu oleh siswa saya ataupun oleh orang tua siswa.
Saya menjawabnya dalam 2 versi :
* Versi 1 : Jika posisi saya sebagai siswa maka saya akan lantang mengatakan bahwa Ujian Nasional tidak perlu dilakukan karena perjuangan siswa selama 3 tahun hanya dihapus dalam waktu lima hari saja.
* Versi 2 : Jika saya menjadi guru maka saya akan berpikir tenang dan menjawab bahwa
Ujian Nasional sebaiknya tetap ada karena seorang guru butuh tahu hasil belajar mengajar yang selama ini dilakukannya apakah sistem pembelajarannya telah benar ataukah salah. Jika salah pada sisi mana kesalahannya.

Namun secara pribadi, saya berpendapat bahwa kita tidak perlu memperdebatkan apakah Ujian Nasional perlu diadakan atau dihapus saja karena sebenarnya sudah sejak dulu ujian kelulusan yang sekarang namanya tambah keren menjadi Ujian Nasional itu sebenarnya sudah ada dan dari dulu juga ujian kelulusan juga yang menentukan siswa yang bersangkutan tersebut "layak" lulus atau tidak.

Kemudian pertanyaan yang kemudian muncul adalah kenapa baru sekarang Ujian Nasional diributkan????? Jawabannya adalah adanya ketakutan yang berlebihan dari pihak sekolah terutama guru yang melihat bahwa banyak siswa peserta Ujian Nasional tahun sebelumnya tidak lulus dan hal ini dapat membuat nama baik sekolah yang bersangkutan menjadi turun tingkatannya di mata masyarakat yang pada akhirnya tidak mau mensekolahkan putra putrinya di sekolh yang bersangkutan yang pada akhirnya dapat membuat sekolaah tersebut tutup karena tidak memiliki siswa lagi. Kekhawatiran yang berlebihan ini secara tidak sengaja terbawa saat guru terutama guru pengampu mata pelajaran Ujian Nasional mengajar baik dari tindak tanduknya ataupun dari perkataannya sehingga membuat siswa yang sedang diajar juga ikut - ikutan menjadi ketekutan yang berlebihan.

Padahal kalau dilihat secara utuh pelaksanaan Ujian NAsional sebenarnya sangat menguntungkan bagi guru maupun siswa yang bersangkutan.
Keuntungan untuk guru :
1. Guru dapat mengukur kemampuan pribadi dan menginstropeksi sudah layakkah guru mengharuskan siswa lulus jika gurunya sendiri sedikit kesulitan menyelesaikan soal Ujian Nasinal yang telah dikerjakan siswa.
2. Guru dapat belajar memanagemen kesesuaian waktu mengajar dengan banyak materi yang harus diajarkan.
3. Guru dapat mengetahui kualitas mengajarnya dari hasil Ujian Nasional siswa.
4. Guru memiliki "ambisi" bahwa siswa dapat memahami materi ajar yang telah diajarkan.
Keuntungan untuk siswa :
1. Terciptanya suasana belajaar yang kondusif karena siswa merasa bahwa Ujian Nasional merupakan puncak perjuangan belajarnya selama di sekolah menengah.
2. Dengan nilai Ujian Nasional yang tinggi siswa dapat memperoleh beasiswa darilembaga atau organisasi.
3. Coba siswa bayangkan, jika Ujian Naasional dihapuskaan dan katakan diganti dengan Ujian Pengganti apakah suasana belajar bisa kondusif?Mungkin malah ada kelas yang kosong karena siswa akan berlomba - lomba membolos karena merasa tidak ada sesuau yang harus diperjuangkan ==> intinya siswa diajarkan untuk memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya.

Selasa, 15 September 2009

MENGAPA MATEMATIKA HARUS DIBERIKAN DI TEMPAT KULIAH DAN SEKOLAH

Kadang ada seeorang siswa saya yang bertanya kenapa pelajaran mateatika diberikan disekolah baik untuk jurusan IPA, IPS dan Bahasa? Di lingkungan university pun matematika tetap diberikan walaupun tidak memilih program yang berhubungan dengan IPA misalnya jurusan Ekonomi?
Jawabannya gampang :
Sebenarnya kita belajar matematika bukan hanya sekedar kita diminta untuk menghafal sekian banyak rumus bahkan kalo di tanya apakah seorang guru dapat menghafal semua rumus? Jawabannya Tidak.
Trus kenapa matematika diberikan?
Kalo gurunya sendiri tidak hafal semua rumus matematika.
Inti dari kita belajar matematika adalah supaya kita dapat berpikir logis dan terarah manakala kita dihadapkan pada suatu persoalan baik itu persoalan dalam hidup maupun persoalan di lingkungan sekolahan. Sehingga masalah yang dihadapi tersebut dapat segera diselesaikan dengan cepat dan berakhir dengan baik adanya.

Senin, 22 Juni 2009

TIPS DAN TRIK MENJADI MANUSIA CERDAS

Pernah suatu ketika ada seorang siswa yang dating pada saya dengan wajah yang putus asa dan membuat vonis kepada dirinya sendiri. Siswa tersebut berkata “Pak, kenapa sih saya dilahirkan menjadi anak bodoh karena setiap ada Bapak / Ibu Guru yang masuk dalam kelas dan menyampaikan materi pelajaran saya tidak dapat menangkap maksud dari materi yang telah disampaikan”.

Sesuatu yang harus diingat bahwa :
1. Manusia telah diciptakan oleh Tuhan dengan segala keunikkannya.
2. Manusia telah diciptakan oleh Tuhan dengan potensi – potensinya serta kelebihannya masing – masing.

Secara umum :
“MANUSIA DILAHIRKAN DENGAN MAKLUK YANG CERDAS DAN MUDAH UNTUK MEMPELAJARI HAL – HAL YANG BARU”.

Tinggal sekarang bagaimana kita bisa menemukan dan selanjutnya mengembangkannya.

Tips dan trik menemukan serta mengembangkan kelebihan yang telah kita miliki
1. Pilih orang yang memang mengenal kepribadian kita secara mendalam.
2. Berusaha terbuka dengan orang lain (karena setiap manusia dianugerahi kelebihan yang berbeda – beda).
3. Terimalah dengan iklas kekurangan – kekurangan yang diungkapkan orang lain.
4. Pandanglah orang lain yang ada disekitar kita sebagai partner belajar kita.
5. Tanamkan ke dalam diri kita bahwa kita dapat berubah menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.
6. Bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya kepada kita.

KESIMPULAN :
“KITA BISA MENJADI EINSTEIN JAMAN INI SAAT KITA DAPAT MENERIMA KEKURANGAN YANG KITA MILIKI”.

KONSEP :
“Manusia bodoh” => terbuka terhadap orang lain dan diri sendiri => menerima kekurangan yang dimiliki => mengembangkan kelebihan yang dimiliki => ubah cara pandang kita terhadap situasi dan orang lain yang ada disekitar kita => ubah cara belajar kita => “Manusia Cerdas” .

SELAMAT MENJADI MANUSIA YANG BERKUALITAS DAN BERGUNA BAGI ORANG LAIN DAN KELUARGA.

Jumat, 15 Mei 2009

REFLEKSI OF MATH

Belajar matematika sebenarnya bukan belajar cara menghafal serangkaian rumus yang nantinya kira - kira dapat dipakai untuk membantu menyelesaikan suatu permasalahan yang diekspresikan dalam bentuk soal.
Belajar matematika juga bukan belajar menghafal angka - angka yang dapat mempercepat perhitungan kita dalam rangka "menyelesaikan" soal - soal yang diberikan oleh guru/dosen. Kalo tujuan belajar matematika karena adanya keinginan untuk dapat menghitung dengan cepat maka saya lebih menyarankan anda menyiapkan uang Rp10.000,00 kemudian pergilah ke toko yang menjual peralatan ataub kelengkapan sekolah dan belilah kalkulator yang besar ya lalu memulailah untuk berhitung dengan cepat.
Sebenarnya belajar matematika lebih dekat atau mirip saat kita belajar seni rupa yaitu saat kita diminta untuk menggambar sehelai daun dari bunga sepatu. Pertama - tama yang akan kita lakukan adalah mecari pohon bunga sepatu kemudian mengamati karakteristik dari daun tersebut. Mungkin yang dapat kita amati adalah
1. Bentuk daunnya.
2. Bentuk tulang adaunnya.
3. Warna daunnya.
4. Bentuk tangkai daunnya.
Setelah karakteristik daun bunga sepatu tellah diamati, maka kita mulai dapat menggambar daun bunga sepatu dengan bentuk yang paling tidak menyerupai bentuk daun aslinya, meslipun tanpa harus melihat atau memmegang kembali daun tersebut.
Sebenarnya hal yang telah saya ungkapkan di atas adalah inti dari belajar matematika. Kunci kesuksesan kita dalam belajar matematika bukan didasarkan dari banyaknya perbendaharaan rumus yang dapat dihafalkan dan juga bukan didasarkan dari banyaknya perbendaharaan tentang angka yang merupakan hasil operasi hitung (perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan) saja. Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar matematika menurut saya lebih didasarkan pada kemampuan untuk mengidentifikasikan sebuah persoalan yang dimunculkan dan keberanian kita untuk memberikan nama - nama suatu cara dengan istilah yang sangat familiar di telinga kita masing - masing, misalnya :
1. Rumus ABC diganti dengan nama rumus Kecap.
2. Cara substitusi dan Eliminasi diganti dengan nama Mbak Susi dan Mbak Eli.
3. dan masih banyak lagi istilah yang dapat diganti dengan maksud memudahkan dalam hal mengingatnya kembali.
Percaya atau tidak istilah - istilah ilmiah dalam beberapa mata pelajaran justru dapat membuat kita sedikit "ilvil" pada pelajaran tersebutapalagi guru/dosennya menyajikannya kurang komunikatif dalam menyajikan materi.
Seperti halnya menggambar daun bunga sepatu yang bentuk dasarnya dari dulu hingga sekarang tidak menalami perkembangan yang signifikan. Begitu jujnga dengan ilmu matematika yang juga mengalami perkembangan tetapi bentuk dasarnya tidak mengalami perubahan yang signifikan, misaalnya 1 + 1 = 2 (ini yang dimaksud dengan bentuk dasar).
Saat kita telah mengalami bentuk dasar yang dimaksud dan dapat mengaplikasikannya maka dengan sendirinya seorang tersebut dapat disebut "lulus" belajar art of math. Hal tersebut dapat tercermin saat sang pengajar secara meminta atau mendadak maka orang tersebut dapat menyelesaikan soal yang dimaksud dengan menggunakan metodenya sendiri. Dengan kata lain dia dapat menyelesaikan dengan seni penyelesaian "versi" sendiri yang tidak merubah bentuk dasar yang pernah dipelajari sebelumnya.

Semoga tulisan ini dapat membantu anda dalam mensikapi dan menyelesaikan soal matematika.
LEARNING TO SEE
LEARNING TO DO
LEARNING TO LIVE TOGETHER.
;